Barangkali aku salah, terlalu lama memikirkanmu, sungguh
menguras energi ternyata.
Tak memahami keadaan, aku selalu berusaha melawan.
Benar-benar tidak masuk akal.
Barangkali kau yang benar, kau hanya ada, dan kau biarkan
aku melihat.
Tak ada salahnya bukan?
Gejolak ini, benar. Aku benar-benar tidak tahu darimana
mereka berasal.
Tolong jangan salahkan aku lagi, lagi-lagi mereka selalu menghampiri.
Benar adanya, aku terperangkap.
Aku telah mencoba keluar, tapi apa daya.
Kau terlalu kuat. Dan mereka? Hanya diam dan melihat.
Cih.. apa itu air mata.
Benar-benar menyayat.
Tak kusangka kau selicik ini. Kau tetap membuat rangkaian
indah nan jelita di sana.
Dimana lagi? Kalau bukan tempatku terperangkap.
Sungguh ingin muntah aku berada disini. Tapi jika ku meronta
sungguh amat sakit rasanya.
Kau mengikatku tidak?
Mencelamu, sungguh bukan maksudku.
Entahlah ini salah siapa. Tapi aku kira tak ada yang salah.
Barangkali, hati ini yang mengadu.
Barangkali, aku yang terlalu cepat melihatmu, terlalu cepat
memahamimu.
Padahal aku tahu, bisa saja analisaku meleset.
Entahlah... barangkali kita bisa terperangkap bersama.
Bukan hanya aku. Sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar