saat aku "seharusnya" tersenyum, saat aku "seharusnya" merasa bebas,
aku tidak merasakan apa yang aku katakan dengan "seharusnya".
Bahkan seharusnya yang "seharusnya" itu tidak menjadi keharusan,
karena yang benar-benar aku rasakan, itulah yang memang seharusnya ada.
mereka tertawa, berbicara dengan bangganya, itu memang benar.
sedang aku, tersenyum melihat mereka, berusaha bersikap sama, apakah itu salah?
Untungnya, waktu membantu.
waktu yang mengarahkanku, untuk ikhlas.
ikhlas menerima untuk melakukan yang "seharusnya"
ikhlas untuk melakukan yang benar.
yang di maksud kebenaran bukan soal menutupi kesalahan.
tapi meluruskan yang salah.
aku paham.
Dia
Dia hebat, bukan karena orang lain. Itu karena dirinya.
Dia
Dia istimewa, bukan karena hasil yang dicapainya, tapi ini mengenai prosesnya.
Selamat dan terima kasih.
Aku bisa kembali belajar dari semua ini.
Hidup itu benar-benar indah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar