Selasa, 17 April 2012

Kami, Belajar

2 bulan. Bukan waktu yang sebentar, tapi cukup untuk kami memahami ini. Mulai dari perilaku manusia, sampai anatomi tubuhnya. Sejujurnya, bukan hal yang mudah, tapi memang benar tidak sulit. Kami tahu semua akan baik-baik saja sebentar lagi. Ya, sebentar lagi. Setidaknya, kami yakin semua akan tuntas.

2 bulan. Penuh cerita dan ini masih akan berlanjut berharap indah pada akhirnya. Tak terasa, tapi benar- benar teringat. Proses pendewasaan barangkali. Kami sadar dan paham. Perilaku manusia, anatomi, ataupun histologi? semua itu ilmu. Dan keikhlasan untuk belajar sangat membantu untuk memahami itu semua. 

Mengenai proses pendewasaan, kami mendapat cara yang tidak pernah kami sangka sebelumnya. Dan sungguh, Allah memberi kami cara yang luar biasa untuk menjadi dewasa. Jika mereka menyebut ini ujian, kami lebih suka menyebutnya kado atau hadiah atau apapun semacamnya, karena kami tahu Allah sedang sangat sayang pada kami. 

Karena memang benar adanya bahwa hidup itu indah. Penuh cinta. Bahkan dalam kehidupan ini, kita benar-benar tidak akan pernah sendiri. Tak pernah sepi ataupun kesepian. Semoga semua hal janggal, benar, dan hal lainnya dalam kehidupan selalu mendapat Ridho dari-Nya. Karena kami yakin, Allah selalu melihat, ada, dan sayang kami berdua juga kalian semua.

Sungguh, kami mengambil pelajaran dari ini semua..

Di perpustakaan.
Oleh: aku dan aida

Minggu, 01 April 2012

Sedikit lega : )


Komitmenku semakin meninggi, terbang ke atas sana. Sampai-sampai tak terlihat lagi olehku.
Tapi, senyum ini perlahan mengembang. Butuh proses untuk ini.
Dan aku benar-benar sadar sekarang, bahwa yang aku gapai sangat sesuai dengan semua yang diharap.
Komitmenku, nyatanya aku genggam. Ia tidak terbang ke atas sana atau bahkan menghilang.
Rupanya aku terlalu takut untuk menatap, ini yang membuatku salah paham. Yang terbang tadi hanya benang tipis.
Dalam genggaman ini, aku menjadi berani, berani untuk melihat kenyataan dan menyadari bahwa yang aku dapat, lebih dari sekedar kata “cukup”.
Tentu tidak akan terhenti disini. Pasti akan aku hadapi ketakutan-ketakutan ku lainnya.
Ini membuatku merasa lega.
Tidak tersendat lagi. Terimakasih untuk kamu yang menyadarkanku dan membuatku merasakan ini.
Semoga suatu saat kamu hadir diam-diam, dan dorong aku untuk hal yang lainnya. Diam-diam, jangan tampak lagi. Karena aku yakin, itu akan membuat ku  “sedikit” tersendat lagi.